Load And
Resistance Factor Deisgn
(LRFD)
Aspek Struktural
Aspek struktural di sini berisi
tentang perencanaan jembatan
rangka baja dengan menggunakan
konsep desain LRFD (Load and Resistant
Factor Design). Desain LRFD
merupakan konsep baru dalam desain struktur, konsep desain ini pertama kali
diperkenalkan di Amerika pada tahun 1986 dengan terbitnya AISC- LRFD. Di
Indonesia khususnya untuk desain jembatan, konsep tersebut mulai dipakai tahun 1992 dengan ditandainya kerjasama antara Dinas Pekerjaan Umum dengan Australian
International Development Assistance Bureau dengan keluarnya Peraturan
Perencanaan Teknik Jembatan atau lebih dikenal dengan nama Bridge Management System (BMS 1992).
Menurut para ahli, konsep ini lebih
rasional karena antara lain menggunakan angka keamanan (faktor beban) yang
berbeda untuk setiap macam beban, dan kekuatan penampang (faktor resistensi/
reduksi) yang berbeda untuk setiap kondisi pembebanan. Konsep ini merupakan
teori kekuatan batas (Limit State Design)
yakni perencanaan pada pembebanan sesaat sebelum terjadi keruntuhan dengan
batasan mencapai tegangan leleh (σy), sedangkan untuk analisa strukturnya dapat
dipakai analisa elastis (jika penampang profil baja tidak kompak) dan analisa
plastis (jika penampang profil baja kompak).
1. Pembebanan Struktur Pada Desain LFRD
Penentuan beban desain LRFD
yang bekerja pada struktur jembatan ini disesuaikan dengan “Peraturan
Perencanaan Teknik Jembatan” (PPTJ) 1992 atau yang lebih dikenal sebagai “Bridge Management System” (BMS) 1992,
ada dua kategori aksi berdasarkan lamanya beban bekerja :
•
Aksi
tetap atau beban tetap
Merupakan aksi yang bekerja
sepanjang waktu dan bersumber pada sifat
bahan, cara jembatan dibangun dan bangunan lain yang mungkin
menempel pada jembatan.
•
Aksi transien atau beban sementara
Merupakan aksi yang bekerja
dengan jangka waktu yang pendek, walaupun mungkin sering terjadi.
Menurut BMS 1992, beban
dibedakan menjadi :
1. Beban Permanen :
- Beban sendiri
Beban sendiri dari
bagian bangunan yang dimaksud adalah berat dari bagian tersebut dan
elemen-elemen struktural yang dipikulnya, atau berat sendiri adalah berat dari
bagian jembatan yang merupakan elemen struktural ditambah dengan elemen non
struktural yang dianggap tetap.
Beban mati tambahan adalah
berat seluruh bahan
yang membentuk suatu beban pada jembatan yang merupakan
elemen non struktural dan mungkin besarnya berubah selama
umur rencana. Beban mati tambahan
diantaranya:
Ø Perawatan permukaan khusus.
Ø Pelapisan ulang dianggap sebesar 50 mm aspal beton (hanya digunakan
dalam kasus menyimpang dan dianggap nominal 22 kN/m3).
Ø Sandaran, pagar pengaman dan penghalang
beton.
Ø Tanda-tanda.
Ø Perlengkapan umum seperti
pipa air dan penyaluran (dianggap
kosong atau penuh).
2. Susut dan rangkak
3. Tekanan tanah
4. Beban lalu lintas
-
Beban
Kendaraan rencana
Ø Aksi kendaraan
Beban kendaraan tediri dari tiga komponen :
v Komponen vertical
v Komponen rem
v Komponen sentrifugal (untuk jembatan melengkung)
Ø Jenis kendaraan
Beban lalu lintas untuk rencana jembatan jalan raya terdiri
dari pembebanan lajur “D” dan pembebanan truk “T”. Pembebanan lajur “D” ditempatkan
melintang pada lebar penuh dari jalur lalu lintas pada jembatan dan
menghasilkan pengaruh pada jembatan yang ekivalen dengan rangkaian kendaraan sebenarnya. Jumlah total pembebanan lajur “D” yang ditempatkan tergantung pada lebar jalur pada
jembatan. Pembebanan truk “T” adalah kendaraan berat tunggal (semitriller) dengan tiga gandar yang
ditempatkan dalam kedudukan jembatan pada lajur lalu lintas rencana.
Tiap gandar terdiri
dari dua pembebanan bidang kontak yang dimaksud agar mewakili pengaruh roda
kendaraan berat. Hanya satu truk “T” yang boleh ditempatkan per spasi lajur
lalu lintas rencana.
Umumnya,
pembebanan “D” akan menentukan untuk bentang sedang sampai panjang dan pembebanan
“T” akan menentukan untuk bentang pendek dan sistem lantai.
-
Beban
Lajur “D”
Beban
lajur “D” terdiri dari :
Ø Beban terbagi rata (UDL) dengan intensitas q kPa, dengan q
tergantung pada panjang yang dibebani total (L)
Ø Beban garis (KEL) sebesar p kN/m,
ditempatkan pada kedudukan sembarang sepanjang jembatan
dan tegak lurus
pada arah lalu lintas.
-
Beban
Truk “T”
Hanya
satu truk yang harus ditempatkan dalam tiap lajur lalu lintas rencana untuk
panjang penuh dari jembatan. Truk “T” harus ditempatkan di tengah lajur lalu lintas.
Lajur-lajur ini ditempatkan dimana saja antara kerb
vLantai beton
Untuk
analisa lengkap dari lantai beton, beban-beban terpusat dapat dianggap disebar
pada sudut 45o dari permukaan lantai
sampai kedalaman sebesar setengah tebal pelat. Pembebanan
dapat disebar merata pada luas penyebaran tersebut.
vLantai baja gelombang terisi beton
Pasal
ini berlaku pada lantai jembatan dari pelat baja gelombang terisi beton, dimana beban ditahan
oleh pelat baja pada lentur.
Beban roda harus disebar
pada gelagar berdekatan dengan sudut penyebaran 22,5o
5. Beban lingkungan, dan lain-lain.
Komentar
Posting Komentar