Contoh Proposal Penelitian Skripsi Jalan

ANALISIS KINERJA LALU LINTAS AKIBAT HAMBATAN SAMPING PADA JALAN RAYA TEGINENENG-METRO KABUPATEN PESAWARAN

 

 

Oleh

 

USERNAME

 

 

 

Proposal Penelitian

 

Pada

 

Jurusan Teknik Sipil

Fakultas Teknik

Universitas Lampung

 

 

 

 

 

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERITAS NEGERI

2021

 

 

 

 

 

 

DAFTAR ISI

 

 

 

Halaman

DAFTAR ISI ..........................................................................................................

I.     PENDAHULUAN

1.1.  Latar Belakang…………………………………………………………..

1.2.  Rumusan Masalah……………………………………………………….

1.3.  Tujuan Penelitian......................................................................................

1.4.  Batasan Masalah.......................................................................................

1.5.  Manfaat Penelitian....................................................................................

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Jalan ......................................................................................

2.2. Klasifikasi Jalan.......................................................................................

2.3. Karakteristik Jalan Luar Kota..................................................................

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Lokasi ....................................................................................................

3.2. Alat ........................................................................................................

3.3. Kerangka Kerja ......................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

 

 

 

 

I. PENDAHULUAN

 

 

 

1.1.  Latar Belakang

 

 

Permasalahan transportasi yang sekarang selalu dihadapi Indonesia adalah masalah kemacetan lalu lintas. Salah satu permasalahan lalu lintas pada transportasi darat yang dihadapi saat ini adalah ketidakseimbangan pertumbuhan penyediaan prasarana jalan dan peningkatan kepemilikan kendaraan. Peningkatan kepemilikan kendaraan menyebabkan tingkat arus kendaraan semakin meningkat, serta kapasitas efektif ruas jalan yang ada lebih kecil dari kapasitas jalan yang direncanakan akibat adanya hambatan di tepi jalan. Hambatan di tepi jalan tersebut sering kali terkait dengan adanya aktivitas sosial dan ekonomi, yaitu adanya parkir di badan jalan (on street parking) yang dikarenakan terdapat warung yang berada dipimggir jalan, sarana angkutan umum yang menurunkan penumpang di sembarang tempat serta lalu lalangnya orang untuk menyeberang yang menyebabkan kapasitas jalan mengalami penurunan. Dengan kondisi yang demikian, mengakibatkan terjadinya kemacetan lalu lintas di berbagai ruas jalan.

 

Pengaruh hambatan samping tersebut terjadi pula pada sekitar ruas Jalan Raya Tegineneng-Metro yang letaknya berada pada Kabupaten Pesawaran, karena jalan tersebut menjadi jalan utama untuk kendaraan yang dari Bandar Lampung ke Metro dan sebaliknya sehingga mengakibatkan banyaknya kendaraan berlalu lintas jalan tersebut. Namun tingkat hambatan samping justru membuat ruas jalan yang digunakan terkadang menimbulkan kemacetan dan juga ditambah jumlah pejalan kaki yang berjalan atau menyebrang sepanjang segmen jalan, serta arus kendaraan yang bergerak lambat seperti sepeda, becak dll. Hal ini sangat mengganggu kendaraan yang lewat dan menimbulkan kemacetan di ruas jalan raya Tegineneng-Metro

 

Berdasarkan fakta tersebut maka perlu adanya suatu studi penelitian sebagai upaya pemecahan masalah mengenai kinerja jalan tersebut yang mengalami kemacetan akibat hambatan samping dengan judul  “Analisis Kinerja Lalu Lintas Akibat Hambatan Samping pada Jalan Raya Tegineneng-Metro Kabupaten Pesawaran”.


 

1.2.  Rumusan Masalah

 

Melihat latar belakang di atas maka didapatkan rumusan masalah sebagai berikut:

1.    Bagaimanakah kondisi kemacetan lalu lintas pada ruas Jalan Raya Tegineneng-Metro Kabupaten Pesawaran?

2.    Seberapa besar pengaruh hambatan samping terhadap kapasitas jalan pada ruas Jalan Raya Tegineneng-Metro Kabupaten Pesawaran?

 

1.3.  Tujuan Penelitian

 

Analisis Kinerja Lalu Lintas Akibat Hambatan Samping pada Jalan Raya Tegineneng-Metro Kabupaten Pesawaran bertujuan untuk :

1.    Mengidentifikasi besarnya pengaruh hambatan samping terhadap kemacetan lalu lintas pada ruas Jalan Raya Tegineneng-Metro.

2.    Menganalisis pengaruh yang ditimbulkan oleh aktivitas kendaraan terhadap kinerja lalu lintas pada ruas Jalan Raya Tegineneng-Metro.

3.    Menentukan solusi yang dapat direncanakan untuk memperbaiki kinerja lalu lintas pada Jalan Raya Tegineneng-Metro.

 

1.4.  Batasan Masalah

 

1.    Hambatan samping yang ditinjau adalah Hambatan Samping di ruas Jalan Raya Tegineneng-Metro menggunakan pedoman MKJI (Manual Kapasitas Jalan Indonesia) 1997.

2.    Analisa kapasitas ruas jalan berdasarkan metode MKJI (Manual Kapasitas Jalan Indonesia) 1997.

3.    Kinerja lalu lintas dalam kajian ini berupa analisa arus (volume) lalu lintas, kepadatan dan kecepatan sesaat.

 

1.5.  Manfaat Penelitian

 

1.    Mengetahui seberapa besar pengaruh aktivitas di sepanjang Jalan Raya Tegineneng-Metro terhadap kinerja lalu lintas.

2.    Mampu merumuskan strategi pengelolaan dan merencanakan alternatif yang bisa berfungsi mengurangi permasalahan yang ada, sehingga dapat digunakan sebagai pertimbangan dan masukan kepada instansi terkait untuk dapat menata lalu lintas di sepanjang Jalan Raya Tegineneng-Metro.

3.    Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya.


 

 

 

 

 

II. TINJAUAN PUSTAKA

 

 

 

2.1.  Pengertian Jalan

Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap, dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api dan jalan kabel (UU No. 38 tahun 2004 tentang Jalan). Klasifikasi dan pengelompokkan jalan ada beberapa, yaitu berdasarkan statusnya, berdasarkan wewenang pembinaannya, fungsinya, dan kelas jalan. Pengelompokan jalan menurut wewenang pembinaan dalam UU No. 22 Tahun 2009 :

1.    Jalan Nasional, jalan nasional merupakan jalan umum dengan pembinaan yang dilakukan oleh menteri.

2.    Jalan Daerah, yang termasuk dalam jalan daerah, yaitu : jalan propinsi, jalan kota madya dan jalan kabupaten.  Jalan ini pembinaannya dilakukan oleh pemerintah daerah.

3.    Jalan Khusus, jalan bukan untuk umum yang pembinaannya dilakukan oleh pemilik jalan seperti, instansi, badan hukum dan perorangan.

Wewenang yang dimaksud meliputi wewenang kegiatan pembinaan jalan dan kegiatan pengadaan. Kegiatan pembinaan jalan meliputi penyusunan rencana umum jangka panjang, penyusunan rencana jangka menengah, penyusunan program, pengadaan, dan pemeliharaan. Kegiatan pengadaan meliputi perencanaan teknik, pembangunan, penerimaan, penyerahan, dan pengambil alihan.

 

2.2.  Klasifikasi Jalan

Klasifikasi jalan menurut statusnya dalam UU No. 38 Tahun 2004 :

1.    Jalan nasional merupakan jalan arteri dan jalan kolektor dalam sistem  jaringan jalan primer yang menghubungkan antar ibukota propinsi, dan jalan strategis nasional, serta jalan tol. Jalan arteri primer didesain  berdasarkan  kecepatan  rencana paling rendah 60 (enam puluh) kilometer per jam dan untuk  jalan arteri sekunder didesain berdasarkan kecepatan  rencana paling rendah 30 (tiga puluh) kilometer per jam dengan lebar  badan jalan paling sedikit 11 (sebelas) meter.

2.    Jalan provinsi merupakan jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan primer yang menghubungkan ibukota propinsi dengan ibukota kabupaten/kota, atau antar ibukota kabupaten/kota, dan jalan strategis propinsi. Jalan kolektor primer didesain berdasarkan kecepatan rencana  paling rendah 40 (empat puluh) kilometer per jam dan  jalan kolektor  sekunder didesain berdasarkan kecepatan rencana paling rendah 20 

(dua  puluh) kilometer per jam dengan lebar badan jalan paling sedikit  9  (sembilan) meter.

3.    Jalan kabupaten merupakan jalan lokal dalam sistem jaringan jalan primer

yang tidak termasuk jalan nasional dan jalan provinsi yang menghubungkan ibukota kabupaten dengan ibukota kecamatan, antar ibukota kecamatan, ibukota kabupaten dengan pusat kegiatan lokal, antar pusat kegiatan lokal, serta jalan umum dalam sistem jaringan jalan sekunder dalam wilayah kabupaten dan jalan strategis kabupaten. Jalan  lokal primer didesain berdasarkan kecepatan rencana paling rendah 20  (dua puluh) kilometer per jam dan jalan lokal sekunder didesain berdasarkan kecepatan rencana paling rendah 10 (sepuluh) kilometer per  jam dengan lebar badan jalan paling sedikit 7,5 (tujuh koma lima) meter.

4.    Jalan kota adalah jalan umum dalam sistem jaringan jalan sekunder yang  menghubungkan antar pusat pelayanan dalam kota, menghubungkan pusat  pelayanan dengan persil, menghubungkan antar persil, serta menghubungkan antar pusat permukiman yang berada dalam kota. 

5.    Jalan desa merupakan jalan umum yang menghubungkan kawasan dan/atau antar permukiman dalam desa, serta jalan lingkungan.

 

Berdasarkan klasifikasi fungsinya menurut Undang-Undang Nomor 22 Tahun

2009 dan Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004  jalan dikelompokkan kedalam jalan arteri, jalan kolektor, jalan lokal, dan jalan lingkungan.

1.    Jalan arteri, yaitu jalan yang melayani angkutan umum dengan ciri-ciri perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi dan jumlah jalan masuk dibatasi secara efisien.

2.    Jalan kolektor, yaitu jalan yang melayani angkutan pengumpulan dan pembagian dengan ciri-ciri merupakan perjalanan jarak sedang, kecepatan

rata-rata sedang dan jumlah jalan masuk dibatasi.

3.    Jalan lokal, yaitu jalan yang melayani angkutan setempat dengan ciri-ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah dengan jumlah jalan masuk tidak dibatasi.


 

4.    Jalan lingkungan, yaitu jalan umum yang berfungsi melayani angkutan lingkungan dengan ciri perjalanan jarak dekat, dengan kecepatan rata-rata

rendah. nasional, jalan provinsi, jalan kabupaten, jalan kota, dan jalan desa. 

 

2.3.  Karakteristik Jalan Luar Kota

 

Pengertian jalan luar kota menurut MKJI (Manual Kapasitas jalan Indonesia 1997, merupakan segmen tanpa perkembangan yang menerus pada sisi manapun, meskipun mungkin terdapat perkembangan permanen yang sebentar-sebentar terjadi, seperti rumah makan, pabrik, atau perkampungan.

Karakteristik suatu jalan akan mempengaruhi kinerja jalan tersebut. Karakteristik jalan tersebut terdiri atas beberapa hal, yaitu : geometrik jalan, komposisi arus dan pemisahan arah, pengaturan lalu lintas, pengendalian kecepatan, pergerakan kendaraan berat, parkir dan hambatan samping. Perilaku pengemudi dan populasi kendaraan, manusia sebagai pengemudi kendaraan juga merupakan bagian dari arus lalu lintas yaitu sebagai pemakai jalan.

 

2.3.1. Geometrik Jalan

Geometrik jalan merupakan salah satu karakteristik utama jalan yang akan mempengaruhi kapasitas dan kinerja jalan jika dibebani lalu lintas. Dalam MKJI (Manual Kapasitas Jalan Indonesia) 1997 geometrik suatu jalan terdiri dari beberapa unsur fisik dari jalan

sebagai berikut : 

a.       Lebar jalur; kecepatan arus bebas dan kapasitas meningkat dengan pertambahan lebar jalur lalu-lintas. 

b.      Bahu/Kereb; kecepatan dan kapasitas jalan akan meningkat bila lebar bahu semakin lebar. Kereb sangat berpengaruh terhadap dampak hambatan samping jalan. 

c.       Ada atau tidaknya median, median yang direncanakan dengan baik meningkatkan kapasitas.

d.      Hambatan samping sangat mempengaruhi lalu lintas.

 

2.3.2. Komposisi arus dan pemisahan arah

Volume lalu lintas dipengaruhi komposisi arus lalu lintas, setiap kendaraan yang ada harus dikonversikan menjadi suatu kendaraan standar.

 

2.3.3. Pengaturan lalu lintas, pengendalian kecepatan, pergerakan kendaraan berat, parkir dan sebagainya yang akan mempengaruhi kapasitas jalan.

 

2.3.4. Hambatan samping

Hambatan samping adalah pengaruh kegiatan di samping ruas jalan terhadap kinerja lalu lintas. Banyaknya aktifitas samping jalan sering menimbulkan berbagai konflik yang sangat besar pengaruhnya terhadap kelancaran lalu lintas. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi nilai kelas hambatan samping dengan frekuensi bobot kejadian per jam per 200 meter dari segmen jalan yang diamati, pada kedua sisi jalan.(MKJI 1997) seperti tabel berikut :


 

Tabel 2.1 Penentuan Tipe Frekuensi Kejadian Hambatan Samping

Tipe kejadian hambatan samping

Simbol

Faktor bobot

Pejalan kaki

PED

0,5

Kendaraan parkir

PSV

1.0

Kendaraan masuk dan keluar sisi jalan

EEV

0.7

Kendaraan lambat

SMV

0.4

 

 

Tingkat hambatan samping telah dikelompokkan dalam 5 kelas, yaitu dari yang sangat rendah sampai tinggi dan sangat tinggi.

 

 

Tabel 2.2 Nilai Kelas Hambatan Samping, MKJI 1997

Kelas Hambatan samping (SCF)

Kode

Jumlah kejadian per 200 m perjam

Kondisi Daerah

Sangat rendah

VL

<50

Pedalaman, pertanian atau tidak berkembang, tanpa kegiatan

Rendah

L

50-149

Pedalaman beberapa bangunan dan kegiatan disamping jalan

Sedang

M

150-249

Desa, kegiatan dan angkutan lokal

Tinggi

H

250-350

Desa, beberapa kegiatan pasar

Sangat tinggi

VH

>350

Hampir kota / pasar, kegiatan perdagangan

 

Dalam menentukan nilai kelas hambatan samping digunakan rumus (MKJI 1997) :

SCF = PED + PSV + EEV + SMV

dengan :

SCF            = Kelas Hambatan samping

PED            = Frekuensi pejalan kaki

PSV            = Frekuensi bobot kendaraan parkir

EEV            = Frekuensi bobot kendaraan masuk/keluar sisi jalan.

SMV           = Frekuensi bobot kendaraan lambat

2.3.5. Perilaku pengemudi dan populasi kendaraan; manusia sebagai pengemudi kendaraan merupakan bagian dari arus lalu lintas yaitu sebagai pemakai jalan. 

 

2.3.6. Arus dan Komposisi Lalu Lintas 

Berdasarkan MKJI (1997) fungsi utama dari suatu jalan adalah memberikan pelayanan transportasi sehingga pemakai jalan dapat berkendaraan dengan aman dan nyaman. Parameter arus lalu lintas yang merupakan faktor penting dalam perencanaan lalu lintas adalah volume, kecepatan, dan kerapatan lalu lintas.

a.    Volume (Q)

Volume adalah jumlah kendaraan yang melewati satu titik pengamatan selama periode waktu tertentu. Nilai volume lalu lintas mencerminkan komposisi lalu lintas, dengan menyatakan arus dalam satuan mobil penumpang (smp) yang dikonversikan dengan mengalikan nilai ekivalensi mobil penumpang (emp). Emp mobil pribadi, pick up, angkot dan truk kecil (1) – bus kecil, truk 2 as, bus besar (1,2) – truk besar (1,8) dan sepeda motor 0,9 atau 0,6.

Q =

dengan :

Q = Volume (kend/jam)

N = Jumlah Kendaraan (kend)

T =  Waktu Pengamatan (jam)

 

 

b.    Kecepatan Arus Bebas (FV)

Kecepatan arus bebas (FV) didefnisikan sebagai kecepatan pada tingkat arus nol, yaitu kecepatan yang akan dipilih pengemudi jika mengendarai kendaraan bermotor tanpa dipengaruhi oleh kendaraan bermotor lain di jalan (MKJI, 1997). Persamaan untuk penentuan kecepatan arus bebas mempunyai bentuk umum berikut:

FV = (FV0+FVW)FFVSF FFVRC

dengan :

FV         = Kecepatan arus bebas kendaraan ringan pada kondisi lapangan (km/jam)

FV0        = Kecepatan arus bebas dasar kendaraan ringan pada jalan yang diamati (km/jam)

FVW       = Penyesuaian kecepatan untuk lebar jalan (km/jam)

FFVSFN  = Faktor penyesuaian akibat hambatan samping dan lebar bahu

FFVRC   = Faktor penyesuaian untuk kelas fungsi jalan

c.    Kapasitas Jalan

Terdapat dua karakteristik utama dari arus kendaraan yang melalui hubungan (link) dan pertemuan (intersection). Salah satunya adalah kapasitas dan volume maksimum yang dapat ditampung oleh link dan intersection tersebut. (Morlok dan Edward, 1985) Kapasitas didefinisikan sebagai arus maksimum melalui suatu titik di jalan yang dapat dipertahankan per satuan jam pada kondisi tertentu. Untuk jalan dua lajur dua arah, kapasitas ditentukan untuk arus dua arah (kombinasi dua arah), tetapi untuk jalan dengan banyak lajur, arus dipisahkan per arah dan kapasitas di tentukan per lajur. Persamaan dasar untuk menentukan kapasitas adalah sebagai berikut:

C = CO×FCW×FCSP×FCSF (smp/ jam)

dengan :

C         = Kapasitas (smp/jam)

CO       = Kapasitas dasar (smp/jam)

FCW    = Faktor penyesuaian akibat lebar jalur lalu lintas

FCSP    = Faktor penyesuaian pemisah arah

FCSF    = Faktor penyesuaian hambatan samping dan bahu jalan

d.    Drajat Kejenuhan (DS)

Derajat kejenuhan (DS) didefinisikan sebagai rasio arus jalan terhadap kapasitas, yang digunakan sebagai faktor utama dalam penentuan tingkat kinerja simpang dan segmen jalan. Nilai DS menunjukkan apakah segmen jalan tersebut mempunyai masalah kapasitas atau tidak dansebagai langkahuntuk menganalisis perilaku lalu lintas. Dinyatakan dalam rumus sebagai berikut :

DS =

dengan :

Q = Arus lalu lintas (smp/jam)

C = Kapasitas (smp/jam)

e.    Kecepatan Tempuh

Perhitungan kecepatan adalah angka waktu tempuh kendaraan melewati lintasan, sehingga didapat kecepatan sesaat dengan rumus :

V =

dengan :

L         = Panjang segmen jalan yang diamati (km)

TT       = Waktu rata-rata yang digunakan kendaraan menempuh

 segmen yang diamati (detik/smp)


 

 

 

 

 

 

III. METODE PENELITIAN

                                                                                                                    

 

 

3.1.  Lokasi

 

Penelitian ini dilakukan pada ruas Jalan Raya Tegineneng-Metro Kabupaten Pesawaran.

 

 

 


Gambar 3.1 Jalan Raya Tegineneng-Metro.

 

 

3.2.  Waktu Penelitian

Pelaksanaan survey dilaksanakan antara hari Senin sampai Minggu. Dengan mempertimbangkan pengaruh tingkat hambatan samping terhadap volume lalu lintas dan kecepatan. Survey pengumpulan data lalu lintas dilakukan pada jam-jam sibuk yaitu pada pukul 06.30-08.30 WIB (jam sibuk pagi), pukul 11.00-13.00 WIB (jam sibuk siang) dan pukul 16.00-18.00 WIB (jam sibuk sore).

3.3.  Peralatan Penelitian

Peralatan yang digunakan untuk melakukan penelitian ini meliputi :

a. Alat tulis yang berfungsi untuk mencatat semua hasil penelitian.

b. Pencatat waktu (Stop Watch) untuk mengukur periode pengamatan

 kendaraan.

c. Meteran standar yang digunakan untuk mengukur panjangnya jalan yang

 diteliti kemudian membagi menjadi per zona.

d. Petugas pengamat, sebagai tenaga pengamat dan pencatat arus lalu lintas.

e. Jam tangan sebagai penunjuk waktu selama pelaksanaan survey.

f. Kamera digital untuk merekam pergerakan arus lalu lintas.

g. Komputer sebagai alat untuk menghitung dan mengolah data.

                                                                                                             

3.4.  Prosedur Pengambilan Data

     

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan cara melakukan pengolahan data primer hasil survey lapangan serta mengumpulkan beberapa informasi yang dibutuhkan sebagai data sekunder.

 

3.4.1. Data primer 

Tahapan yang dilakukan adalah sebagai berikut:

a.    Data volume lalu lintas.

Langkah awal yang dilakukan adalah menetukan jenis kendaraan

berdasarkan klasifikasi kendaraan yaitu sepeda motor (MC),

kendaraan ringan (LV), kendaraan berat (MHV), kendaraan truk besar (LT), kendaraan bus besar (LB).  Pengumpulan data dilakukan dengan cara menghitung langsung jumlah kendaraan yang melewati titik pengamatan dengan menggunakan pencatatan secara manual setiap 15 menit selama jam sibuk.  Survei dilakukan oleh dua surveyor pada titik pengamatan untuk setiap arah lalu lintas. Kemudian pencatatan kecepatan kendaraan, dilakukan untuk mengukur kecepatan dibatasi pada jarak per 50 meter, yang diwakili 5 kendaraan untuk masing-masing tipe kendaraan.

b.    Data geometrik.

Data geometrik, pengumpulan data geometrik  jalan dilakukan dengan mengukur panjang segmen jalan yang diteliti kemudian menentukan bagian per segmen dan mengukur lebar jalan serta lebar bahu jalan. Dalam pengumpulan data ini digunakan meteran sebagai alat bantu ukur.

c.    Hambatan samping

Pelaksanaan survey untuk pengambilan data hambatan samping dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat aktivitas samping jalan yang terjadi selama waktu pengamatan. Survei hambatan samping dilakukan dengan cara menghitung langsung setiap tipe kejadian per 100 meter pada lajur jalan yang diamati. Tipe kejadian yang dicatat adalah jumlah kendaraan parkir di pinggir jalan, jumlah pejalan kaki yang menyeberang dan melewati pinggiran ruas jalan, arus kendaraan lambat serta jumlah angkutan yang menaik/turunkan penumpang di segmen pengamatan. Survei dilakukan oleh dua surveyor pada lajur jalan per 100 meter, dimana setiap surveyor menghitung semua tipe kejadian per 100 meter per jam.

 

3.5.  Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan dengan memperhitungkan data yang didapat dari survei yang telah dilakukan sebelumnya berdasarkan MKJI 1997 untuk Jalan Luar Kota yaitu memperhitungkan kecepatan arus bebas, kapasitas jalan, derajat kejenuhan dan tingkat pelayanan dengan data yang didapat berupa volume kendaraan dan kapasitas.

 

3.6.  Analisa Data

Untuk penganalisaan data dan pembahasan dilakukan untuk menilai volume lalu lintas dalam satuan mobil penumpang, kecepatan arus bebas, kapasitas, derajat kejenuhan, derajat iringan, karakteristik hambatan samping untuk menentukan tipe hambatan samping, tingkat pelayanan, kecepatan sesaat terganggu hambatan samping dan tak terganggu hambatan samping.


 

 

https://drive.google.com/drive/folders/1dalmGBAnEixvyWeAYpVeHXNcssDfxjTj?usp=drive_link 

 

 

 

IV. DAFTAR PUSTAKA

 

 

 

_______. 1997. Manual Kapasitas Jalan Indonesia, Departemen Pekerjaan Umum.

_______. 2020.  Panduan Penulisan Karya Ilmiah Universitas Lampung. Lampung University Press.  Bandar Lampung. 76 hlm.

 

Prayuda, Hery.  2018.  Pengaruh Hambatan Samping Terhadap Pengguna Jalan di

Pasar Pancur Batu Jalan Jamin Ginting Deli Serdang. Skripsi.  Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara. Medan.

 

Chairunnisa, Amalia Yasmin.  2014.  Pengaruh Hambatan Samping Terhadap

            Kinerja Lalu Lintas pada Jalan Nasional (Studi Kasus Jalan Lintas Barat

            Sumatera. Skripsi. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

 

Dzulfikar, Muhammad Ihsan. 2018. Analisis Hambatan Samping Terhadap

            Kinerja Jalan Raya Pasar Lewo Kecamatan Malangbong Kabupaten Garut.

Proposal. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung

 

Ofrial, Siti Anugrah Mulya P. 2014. Analisis Pengaruh Hambatan Samping

            Terhadap Kinerja Lalu Lintas di Jalan Raden Inten Bandar Lampung.

            Skripsi. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

 

Septia, Indra Wahyu. 2016. Pengaruh Hambatan Samping Terhadap Kinerja Ruas

            Jalan di Jalan DR Wahidin, Pringgolayan, Selokan Mataram, Yogyakarta.

Skripsi.  Universitas Islam Indonesia. Yogyakarta. 

Komentar